SIKAP ANAK KEPADA KEDUA ORANGTUA
“Keridhaan Allah bergantung pada keridhaan kedua orang tua. Kemurkaan Allah, bergantung pada kemurkaan kedua orang tua[2].”HR. At Tarmidzi1. Bersikaplah secara baik, pergauli mereka dengan cara yang baik pula, yakni dalam berkata-kata, berbuat, memberi sesuatu, meminta sesuatu atau melarang orang tua melakukan suatu hal tertentu.
2. Jangan mengungkapkan kekecewaan atau kekesalan, meski hanya sekadar dengan ucapan ‘uh’. Sebaliknya, bersikaplah rendah hati, dan jangan angkuh.
3. Jangan bersuara lebih keras dari suara mereka, jangan memutus pembicaraan mereka, jangan berhohong saat beradu argumentasi dengan mereka, jangan pula mengejutkan mereka saat sedang tidur, selain itu, jangan sekali-kali meremehkan mereka.
4. Berterima kasih atau bersyukurlah kepada keduanya, utamakan keridhaan keduanya, dibandingkan keridhaan kita diri sendiri, keridhaan istri atau anak-anak kita.
5. Lakukanlah perbuatan baik terhadap mereka, dahulukan kepentingan mereka dan berusahalah ‘memaksa diri’ untuk mencari keridhaan mereka.
6. Rawatlah mereka bila sudah tua, bersikaplah lemah lembut dan berupayalah membuat mereka berbahagia, menjaga mereka dari hal-hal yang buruk, serta menyuguhkan hal-hal yang mereka sukai.
7. Berikanlah nafkah kepada mereka, bila memang dibutuhkan. Allah berfirman:
“Dan apabila kalian menafkahkan harta, yang paling berhak menerimanya adalah orang tua, lalu karib kerabat yang terdekat.” (Al-Baqarah : 215)
8. Mintalah ijin kepada keduanya, bila hendak bepergian, termasuk untuk melaksanakan haji, kalau bukan haji wajib, demikian juga untuk berjihad, bila hukumnya fardhu kifayah.
9. Mendoakan mereka, seperti disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Dan ucapanlah, “Ya Rabbi, berikanlah kasih sayang kepada mereka berdua, sebagaimana menyayangiku di masa kecil.” (Al-Isra : 24)[8]
Semua hal di atas bukanlah ’segalanya’ dalam upaya berbuat baik terhadap orang tua. Kita teramat sadar, bahwa ‘hak-hak’ orang tua, jauh lebih besar dari kemampuan kita membalas kebaikan mereka. Mungkin lebih baik kita tidak usah terlalu berbangga diri, kalaupun segala hal diatas telah dapat kita wujudkan dalam kehidupan nyata. Karena orang tua adalah manusia yang pertama kali berbuat baik kepada kita, karena dorongan kasih sayang dan –terlebih-lebih– penghambaan dirinya kepada Allah. Sementara kita hanya memberi balasan, setelah terlebih dahulu kita menerima kebaikan dari mereka. Sehingga, bagaimanapun, nilainya jelas akan berbeda.
Ibu itu seperti bumi, apapun yang di tumpahkan di tanah di olahnya menjadi manfaat bagi manusia. ibu hanya mengolah mengolah dan mengolah yang berujung cinta. Dalam hal apapun tiada kebahagiaan yang akan kita peroleh tanpa membahagiaan Orang Tua kita, terutama Ibu kita, bahkan meskipun ia telah kembali kepada-Nya. Bukan materi yang mereka harapkan, bukan kedudukan yang mereka dambakan dan juga bukan popularitas yang mereka inginkan (karena tidak bermanfaat buat mereka jika telah berpulang tetapi pengharapan terbesar adalah menyaksikan kita anaknya menjadi anak yang shaleh dan berbudi luhur (ahlaq mulia), karena do'a kita anak-anak yang shaleh dapat menjadi shadaqah jariahnya. Disisa umur kita mari kita belajar memperbaiki ketaatan kepada-Nya dengan berbakti kepada orangtua kita yg masih hidup dan bagi orangtua kita yg telah berpulang mari kita perbanyak sedekah untuk mereka, perbanyak doa dan jadikan diri kita anak yg sholeh, anak yg mampu menjadikan tabungan ahadaqoh janah orangtua kita. InsyaAllah kita bisa. Mohon maaf atas kekurangan, setitik hikmah itu dari-Nya. Wallahu muwafiq illa aqwmith thariq. (ditulis oleh: Loen Meii)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment